Pada tanggal 16 September 2021, IRB News Universitas Bina Nusantara bekerja sama dengan tim Reviewnesia dalam mengadakan acara Webinar dengan tema ‘Realisasi Saudi Vision Terhadap Hubungan Diplomatik Saudi-Indonesia di Masa Pandemi’. Narasumber yang diundang pada kesempatan kali ini merupakan Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk Jeddah, yaitu Drs. Eko Hartono, MPP dan pembahas Dr. Lili Yulyadi selaku dosen Hubungan Internasional dari Universitas Bina Nusantara.
Pada kesempatan kali ini, Drs. Eko Hartono, MPP membahas Hubungan Bilateral Indonesia dengan Arab Saudi yang ditekankan pada kebijakan negara Arab Saudi tentang Saudi Vision. Dalam pembahasannya pula, beliau membahas peran penting KJRI Jeddah dalam hubungan bilateral antara kedua negara ini baik dalam isu politik, ekonomi maupun sosial budaya.
Dalam paparannya, beliau menyampaikan bahwa hubungan diplomatik antara kedua negara sudah berlangsung dari tahun 1950, yang dimana Arab Saudi sendiri merupakan salah satu negara yang mengakui kemerdekaan Indonesia selain Mesir, Siria, Libananon, dan Yaman pada tahun 1947. Arab Saudi menjadi penting untuk negara Indonesia dikarenakan, Arab Saudi merupakan pemain utama di dalam kawasan teluk. Arab Saudi merupakan negara yang dituakan di kalangan GCC Countries serta merupakan salah satu kekuatan militer terbesar di GCC, selain itu Arab Saudi merupakan tuan rumah untuk organisasi internasional, OKI.
Hubungan diplomatik yang sudah berjalan sejak tahun 1950 ini mendapati banyak tantangan serta rintangan selain itu terdapat juga kekuatan yang didapati. Sebagai pemain utama dalam kawasan teluk, Arab Saudi juga merupakan anggota dari G-20 serta anggota dari organisasi internasional, OPEC. Mengingat GDP nya yang terbilang besar, Arab Saudi menjadi tempat untuk para pekerja atau workforce dari negara Indonesia, Pakistan dan Bangladesh untuk mencari lowongan pekerjaan. Sehingga warga asing dari ketiga negara tersebut terbilang banyak di negara ini. Menurut Drs. Eko Hartono, Mpp ‘Arab Saudi merupakan suatu magnet bagi kalangan imigran’.
Dalam kedekatan sosial budaya, Arab Saudi menjadi salah satu tempat destinasi religi untuk umrah dan haji. Selain itu, negara ini menjadi penting untuk Indonesia mengingat mayoritas penduduknya beragama muslim. Banyaknya warga Saudi yang memiliki garis keturunan dari Indonesia (Banten-Menteri Haji, Palembang-Pengusaha) membuat jumlah Diaspora meningkat.
Saudi Vision 2030 yang diluncurkan pada 2016, merupakan momentum penguatan kerja sama antara Indonesia dan Arab Saudi. Dengan adanya Saudi Vision 2030, Arab Saudi meningkatkan Masyarakat yang dinamis (Vibrant Society), Ekonomi yang kuat (Thriving Economy), dan Bangsa yang aktif (Ambitious Nation).
Dalam pelaksanaan Saudi Vision ini, Indonesia dapat menjadi mitra bagi Arab Saudi dalam mewujudkan Saudi Vision 2030 terkait beberapa hal seperti; kerjasama pembangunan kota ekonomi, pembangunan pariwisata, masyarakat modern dan toleran, serta pengalaman pemberdayaan wanita.
Dr. Lili Yulyadi, dalam pembahasannya memberikan contoh serta melengkapi pemaparan materi yang diberikan oleh Drs. Eko Hartono, MPP terkait peningkatan yang terjadi dengan diluncurkannya Saudi Vision 2030. Ia juga mengatakan bahwa sudah menjadi tugas bagi para aktivis Hubungan Internasional untuk memahami serta dapat berfikir secara netral dalam menanggapi kasus-kasus yang dihadapi baik bagi instansi ataupun bagi PMI atau Non PMI nya. Beliau juga memberikan sedikit perbandingan pemerintah Saudi dengan pemerintah Indonesia dalam hal tata, diplomasi ekonomi, dan juga diplomasi perlindungan.
Webinar ini disambut meriah sekali oleh para penonton yang tidak hanya dari Universitas Bina Nusantara tetapi juga dari Universitas Tanjungpura, para Alumni serta para Akademisi Hubungan Internasional yang berada di Indonesia.