Pengaruh Masuknya Indonesia dalam BRICS Terhadap Politik Luar Negeri dan Diplomasi Regional

BY Fany Anggun Abadi
02 November 2024
Pengaruh Masuknya Indonesia dalam BRICS Terhadap Politik Luar Negeri dan Diplomasi Regional

Masuknya Indonesia dalam kelompok BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, Afrika Selatan) bisa dianggap sebagai langkah besar dalam memperluas pengaruh geopolitik Indonesia. Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia membawa nilai strategis yang penting untuk BRICS, sekaligus mendapatkan peluang untuk memperkuat posisi diplomatiknya di dunia internasional. Peran BRICS dalam diplomasi global yaitu BRICS berusaha menciptakan keseimbangan terhadap dominasi negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat dan Eropa, dalam lembaga internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia. Melalui pendirian New Development Bank (NDB) dan Contingent Reserve Arrangement, BRICS menunjukkan komitmen untuk memberikan sumber pendanaan alternatif bagi negara berkembang (Jiang, 2018). Melalui NDB, BRICS menyediakan dana bagi proyek-proyek infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan, seperti energi bersih dan keamanan pangan. Ini menunjukkan fokus BRICS pada isu-isu kritis bagi negara-negara anggotanya (Armijo, 2019).

Dengan munculnya BRICS sebagai kekuatan ekonomi dan politik global, terdapat beberapa dampak bagi peran dan hubungan Indonesia di kawasan ini berupa Kehadiran BRICS memberikan peluang baru bagi Indonesia untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan negara-negara anggotanya, terutama dalam perdagangan, investasi, dan pembangunan infrastruktur. Dengan didirikannya New Development Bank (NDB), Indonesia memiliki opsi sumber pendanaan alternatif yang bisa mengurangi ketergantungan pada lembaga keuangan Barat seperti IMF atau Bank Dunia (Salim, 2022). Hal ini juga mendukung upaya Indonesia dalam membangun infrastruktur dan memfasilitasi arus investasi asing yang lebih besar di Asia Tenggara.

Perubahan akan tercermin dalam pendekatan Indonesia yang semakin fleksibel, pragmatis, dan terbuka terhadap berbagai mitra internasional, namun tetap mengedepankan prinsip "bebas dan aktif." Kebijakan bebas aktif, yang pertama kali diperkenalkan sejak masa awal kemerdekaan, terus diperbarui untuk menyesuaikan diri dengan situasi global. Indonesia tidak berpihak pada blok tertentu, namun kini semakin fleksibel dalam memilih mitra sesuai dengan kepentingan nasional, termasuk kemitraan dengan Tiongkok dan Amerika Serikat di bidang ekonomi, pertahanan, dan teknologi (Sukma, 2020). 

Dalam beberapa tahun terakhir, diplomasi Indonesia telah fokus pada aspek ekonomi, dengan penekanan pada diplomasi yang pro-ekspor dan investasi. Hal ini terlihat pada upaya pemerintah untuk meningkatkan akses pasar dan memperluas perjanjian perdagangan bebas, seperti Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) dan perjanjian bilateral lainnya. Indonesia juga aktif dalam organisasi multilateral seperti G20, yang memberi peluang dalam mempromosikan stabilitas ekonomi global (Prasetyo, 2021). Indonesia terus memperkuat hubungannya dengan negara-negara berkembang melalui forum seperti Gerakan Non-Blok, BRICS+, dan organisasi kawasan seperti IORA (Indian Ocean Rim Association). Kebijakan ini bertujuan untuk membangun aliansi yang lebih luas dalam menangani ketidakadilan global, reformasi institusi internasional, dan mengadvokasi hak-hak negara berkembang (Suryadinata, 2023).

Keanggotaan Indonesia dalam BRICS dapat menjadi batu loncatan untuk memperkuat posisi politik luar negeri Indonesia, tetapi juga menguji kemampuan diplomasi Indonesia dalam mempertahankan pengaruhnya di kawasan Asia Tenggara tanpa mengorbankan prinsip independensinya.

 

Daftar Pustaka

Armijo, L. E. (2019). The BRICS and Collective Financial Statecraft. New York: Routledge.

Jiang, Y. (2018). China's Role in Global Economic Governance. Singapore: Palgrave Macmillan.

Prasetyo, R. (2021). "Transformasi Diplomasi Ekonomi Indonesia," Jurnal Ekonomi Internasional, 10(2), 119-130.

Salim, A. (2022). BRICS dan Implikasinya bagi Perekonomian Indonesia. Bandung: ITB Publishing.

Sukma, R. (2020). Indonesia and the Principle of Independent and Active Foreign Policy. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Suryadinata, L. (2023). Indonesia and the Global South: New Alliances in the 21st Century. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.