China secara resmi masih menyebut dirinya sebagai negara komunis, dengan Partai Komunis China (PKC) tetap menguasai pemerintahan. Namun, dalam kenyataannya, banyak aspek sistem politik dan ekonominya telah berubah dan beradaptasi jauh dari paham komunisme klasik yang diterapkan pada masa awal berdirinya negara tersebut. China masih sering disebut sebagai negara komunis, meskipun telah mengalami banyak perubahan dalam struktur ekonomi dan sosialnya. Dominasi partai tetap menjadi kekuatan politik utama di negara ini. Semua kebijakan penting dan keputusan strategis diambil oleh partai, yang menunjukkan bahwa China masih menjalankan sistem pemerintahan komunis (Mubarak, 2018).
Dalam bidang ekonomi, China telah beralih dari sistem ekonomi terencana penuh menuju model yang lebih mirip kapitalisme dengan campuran pasar. Sejak reformasi akhir 1970-an yang dipimpin oleh Deng Xiaoping, China mulai mengintegrasikan elemen-elemen pasar bebas dan membuka diri terhadap investasi asing. Ini mengakibatkan munculnya kelas menengah yang lebih makmur dan sektor swasta yang kuat, meskipun beberapa sektor penting tetap dikendalikan oleh negara. Meskipun China telah mengadopsi elemen pasar dalam ekonominya, pemerintah masih memiliki kontrol yang signifikan atas sektor-sektor kunci dan mengarahkan pertumbuhan ekonomi untuk mencapai tujuan sosial dan politik tertentu. Ini mencerminkan prinsip-prinsip sosialis meskipun ada liberalisasi ekonomi (Alfiyah, 2018).
Secara politik, PKC masih memegang kendali penuh. Tidak ada sistem multi-partai, kebebasan berbicara terbatas, dan negara memiliki kontrol ketat atas institusi-institusi utama. Karena itu, meskipun struktur politiknya didominasi oleh PKC, ekonomi China lebih menyerupai kapitalisme otoritarian dibandingkan komunisme klasik yang pernah diterapkan di Uni Soviet.
Berikut adalah beberapa aspek yang menjelaskan situasi ini:
Status Komunis Secara Politik
Partai Komunis China (PKC): Sejak didirikan pada tahun 1921, PKC telah menjadi satu-satunya partai politik yang berkuasa di China. Struktur kepemimpinan partai ini sangat hierarkis, dengan lebih dari 95 juta anggota yang mengendalikan semua aspek pemerintahan dan masyarakat (sindonews.com).
Kekuasaan Absolut: PKC mengontrol semua pejabat senior pemerintah, perusahaan milik negara, serta institusi pendidikan dan kesehatan, yang memperkuat posisinya sebagai partai tunggal (detikNews.com).
Perubahan Ekonomi
Sistem Kapitalis: Meskipun secara ideologis mengklaim sebagai negara komunis, China telah mengadopsi banyak elemen kapitalisme. Ekonomi China beroperasi dengan cara yang mirip dengan sistem kapitalis, di mana ada masyarakat konsumen dan kebebasan ekonomi yang lebih besar dibandingkan dengan prinsip-prinsip komunisme tradisional (BBC.com).
Sosialisme dengan Karakteristik China: Istilah ini digunakan untuk menggambarkan pendekatan unik China terhadap sosialisme, yang mencakup penerapan kebijakan ekonomi pasar sambil tetap mempertahankan kontrol politik yang ketat oleh PKC. Di bawah kepemimpinan Xi Jinping, ada upaya untuk kembali menekankan elemen-elemen komunis dalam kebijakan pemerintah, seperti program "kemakmuran bersama" yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan ekonomi (tribunnews.com).
Secara keseluruhan, meskipun China masih menyebut dirinya sebagai negara komunis dan PKC tetap berkuasa secara politik, praktik ekonominya telah beralih ke arah kapitalis. Ini menciptakan suatu bentuk "kapitalisme negara" di mana kontrol politik tetap dominan meskipun ada elemen-elemen pasar bebas. Maka, China dapat dianggap sebagai negara komunis dalam konteks politik, tetapi secara ekonomi lebih mendekati sistem kapitalis.
Daftar Rujukan
Alfiyah, N. I. (2018). Kebangkitan Ekonomi China yang Tidak Sejalan dengan Kesejahteraan Buruh (Perbaikan Taraf Hidup Buruh pada Masa Pemerintahan Hu Jintao). Public Corner, 13(2), 46-59.
BBC.com. (2021). Mengapa Xi Jinping Memimpin China Kembali ke Sosialisme Setelah Berkembang dalam 'Kapitalisme Versi Tiongkok'. Diakses dari https://www.bbc.com/indonesia/dunia-58663220.
DetikNews.com. (2024). Apakah China Masih Bisa Disebut Negara Komunis? Diakses dari https://news.detik.com/bbc-world/d-7566359/apakah-china-masih-bisa-disebut-negara-komunis.
Mubarak, M. I. (2018). Kebijakan Pemerintah China Terhadap Muslim Uighur Perspektif Siyasah Syar’iyyah. Doctoral Dissertation, UIN Sunan Kalijaga.
Sindonews.com. (2022). China, Negara Mengaku Komunis Tapi Sistem Kapitalis. Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada 22 Januari 2022, oleh Muhaimin. Diakses dari https://international.sindonews.com/read/663917/40/china-negara-mengaku-komunis-tapi-sistem-kapitalis.
Tribunnews.com. (2024). Apakah China Masih Bisa Disebut Sebagai Negara Komunis? Diakses dari https://www.tribunnews.com/internasional/2024/09/30/apakah-china-masih-bisa-disebut-sebagai-negara-komunis.