Barry Buzan dan Pemikirannya Mengenai Hubungan Internasional

BY Hardi Alunaza SD
19 Januari 2022
Barry Buzan dan Pemikirannya Mengenai Hubungan Internasional
Barry Buzan dan Pemikirannya Mengenai Hubungan Internasional

Berbicara tentang Barry Buzan, pria bernama lengkap Barry Gordon Buzan merupakan seorang dosen yang lahir pada tanggal 28 April 1946 dan sering kali melakukan berbagai penelitian di bidang internasional. Hal ini karena Buzan menjabat dosen di berbagai universitas ternama seperti, Dosen Hubungan Internasional Emeritus di sebuah London School of Economics.

Kedua, ia menjabat sebagai dosen kehormatan di Universitas Kopenhagen dan juga di Universitas Jilin, bahkan pernah pula menjabat posisi Dosen Hubungan Internasional Montague Burton LSE hingga pada tahun 2012. Dengan pengalamannya ini, ia kerap melakukan penelitian terkait aspek konseptual dan regional dari sistem keamanan internasional yang sering menjadi perdebatan di kalangan akademis hubungan internasional.

Ada juga pemikiran Barry Buzan mengenai sejarah internasional dan juga perubahan terkait sistem internasional semenjak di masa prasejarah. Tak luput juga tentang teori hubungan internasional, khususnya saja mengenai realisme struktural . Termasuk juga masyarakat internasional dan pendekatan Mazhab Inggris terkait adanya hubungan dunia internasional.

Salah satu pemikiran Buzan adalah berkaitan dengan English School yang menyediakan konsep sekaligus metode dalam pemahaman hubungan internasional. Seperti halnya dalam hubungan kontemporer di antara begitu banyak negara entitas internasional dunia.

Setidaknya terdapat tiga konsep yang jadi dasar dari pemikiran Barry Buzan, di antaranya yaitu sistem internasional, masyarakat internasional, serta terakhir adalah masyarakat dunia. Di dalam karya bukunya, Barry Buzan memberikan dan menuangkan interpretasinya mengenai kerangka epistemologis dari English School.

Khususnya saja terkait konsep masyarakat internasional. Di dalam buku ini dijelaskan mengenai buah penafsiran dan pemikiran Barry Buzan. Buzan menuangkan pemikirannya yang kritis dalam perspektif teori kosmopolitanisme.

Ada dua dasar pandangan yang kritis dari penafsiran Buzan ini, di mana yang pertama ialah antroposentrisme. Pandangan ini cenderung menempatkan manusia sebagai makhluk yang paling penting sebagai bagian dari alam semesta. Sedangkan pemikiran kedua ialah mengenai kesalahpahaman epistemologis terkait filsafat klasik Eropa

Khususnya saja mengenai Thomas Hobbes dan Niccolo Machiavelli yang membahas tentang konsep kondisi alami manusia yang erat hubungannya dengan sistem internasional. Adapun tujuan dari Buzan dalam menuangkan bentuk tulisan ini, yakni demi memperkaya debat metodologis yang ada dalam Hubungan Internasional.

Bersama dengan Amitav Acharya, Barry Buzan turut mempertimbangkan mengenai putusnya Teori Hubungan Internasional Barat dengan universalitas pengalaman setiap manusia itu sendiri. Pemikiran Barry Buzan ini dituangkan dalam buku yang punya judul Non-Western International Relations Theory.

Keduanya berupaya untuk menerapkan sistem pandangan Islam dan perluasan dunia Islam. Pandangan ini dipakai sebagai dasar untuk bisa menggeneralisasi mengenai Teori Hubungan Internasional. Keduanya juga mengungkapkan jika Islam menjadi suatu pandangan.

Termasuk juga Islam sebagai varian budaya, agama, hingga idealisme untuk berbagai dasar kebenaran manusia. Hal ini ditujukan demi terciptanya kehidupan yang baik dan bisa menjadi alternatif Teori Hubungan Internasional Barat.

Hal yang sama mengenai Hubungan Internasional juga telah diterapkan di negara-negara mayoritas muslim seperti halnya Timur Tengah. Keduanya bahkan memberikan pendapat di dalam kasus Islam, di mana seseorang tidak bisa mengabaikan konteks teori yang berlangsung dan harus mempertimbangkan teori mengenai perdebatan kontemporer.

Khususnya saja teori terkait konteks yang terdapat di kalangan Muslim dan Barat dan memunculkan adanya batasan di dalam dunia politik negara. Jika melihat hal ini, diketahui bahwa ada beberapa tantangan mengenai dunia Muslim dan Barat.

Tantangan tersebut adalah munculnya sekularisasi yang sejak pertama diperkenalkannya konsep dari negara modern dan juga sistem globalisasi. Konsep dan sistem seperti pemikiran Barry Buzan ini tentunya akan dikemukakan oleh para kaum modernis Liberal.

Acharya dan Buzan juga menyebut mengenai tiga sumber yang bisa mewujudkan konsep hubungan internasional melalui pandangan Islam. Di antaranya adalah landasan utama hubungan internasional yang mengacu pada Al Qur’an, Hadits, dan juga Ijtihad.

Pemikiran Barry Buzan selanjutnya, berdasarkan pemberontakan terkait perlawanan kaum ortodoksi yang erat melibatkan para kalangan pemimpin nasional. Terakhir, yakni upaya untuk rekonsiliasi melalui gerakan Islamisasi Ilmu Pengetahuan di bidang Ilmu Sosial dan juga terkait hubungan internasional.